LAGOS, iNews.id - Penculikan 344 siswa sekolah di Negara Bagian Katsina, Nigeria, 2 pekan lalu ternyata tak terkait dengan terorisme, meskipun kelompok militan Boko Haram mengaku bertanggung jawab.
Dalam tayangan video yang sempat beredar tampak beberapa siswa Sekolah Menengah Ilmu Pemerintahan itu meminta tolong agar dibebaskan dengan latar belakang orang bersenjata seperti anggota Boko Haram. Tak pelak insiden ini mengingatkan peristiwa serupa pada 2014 di mana lebih dari 270 siswi diculik. Kelompok Boko Haram bertanggung jawab atas kejadian berlatar belakang ekstremisme itu.
Namun pada kasus penculikan terbaru ini, empat pejabat pemerintahan dan keamanan yang mengetahui proses negosiasi pembebasan mengatakan, insiden ini merupakan dampak sengketa di masyarakat terkait pencurian ternak serta hak pengelolaan lahan dan akses air, tidak terkait dengan ekstremisme.
Pejabat di Katsina dan wilayah sebelahnya, Zamfara, mengatakan serangan itu dilakukan oleh sekelompok etnis semi-nomaden Fulanis, termasuk mantan penggembala yang hewan ternak mereka dicuri.
"Mereka memiliki konflik lokal yang ingin diselesaikan dan memutuskan untuk menggunakan ini (penculikan) sebagai alat tawar-menawar," kata Ibrahim Ahmad, penasihat keamanan Pemerintah Katsina yang ikut mengikuti perkembangan negosiasi, dikutip dari Reuters, Kamis (24/12/2020).
Kelompok seperti ini lebih dikenal dengan aksi perampokan bersenjata dan penculikan skala kecil untuk mendapatkan uang tebusan.