Ranjau anti-personel meledak oleh kehadiran, kedekatan, atau kontak dari seseorang. Senjata ini masih dapat membunuh dan melukai seseorang bahkan jauh setelah konflik berakhir.
Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, HRW telah menerbitkan empat laporan yang mendokumentasikan penggunaan 13 jenis ranjau anti-personel oleh pasukan Rusia yang membunuh dan melukai warga sipil.
Pada laporan sebelumnya tepatnya Januari lalu, dikatakan tentara Ukraina menembakkan roket yang menyebarkan ribuan ranjau PFM-1 di daerah yang diduduki Rusia di dalam dan sekitar kota timur Izium antara April dan September 2022. Saat itu pasukan Kiev berhasil merebut wilayah itu kembali.
Sementara pada laporan terbaru mengatakan, bukti baru penggunaan ranjau anti-personel pasukan Ukraina pada 2002 berasal dari foto-foto yang diposting online oleh seseorang yang bekerja di Ukraina timur. Gambar itu menunjukkan bagian hulu ledak roket 220mm Uragan.
"Roket itu masing-masing menembakkan 312 ranjau anti-personel PFM-1S tanpa pandang bulu," kata laporan itu.
Foto-foto hulu ledak Uragan yang diposting secara online berisi pesan yang ditulis dalam bahasa Ukraina dan dikaitkan dengan kelompok berbeda yang berbasis di Ukraina.