Namun demikian, para pilot yang bekerja untuk China itu menerbangkan model lama. Di antaranya Typhoon, Harrier, Jaguar dan Tornado, serta helikopter militer, termasuk Wildcat dan Merlin.
Beberapa pilot digambarkan sebagai orang berusia 50-an. Tetapi tidak ada yang disebutkan namanya.
Menurut laporan tersebut, China mencari pelatih berbakat tidak hanya di Royal Air Force, tetapi juga di cabang lain dari militer Inggris. Sebuah akademi di Afrika Selatan, yang juga tidak disebutkan namanya, diduga bertindak sebagai perantara dalam skema tersebut.
"Adanya pilot Inggris di antara para instruktur hampir pasti meningkatkan pengetahuan dan kemampuan militer China,” tulis Sky News mengutip sumber tersebut.
Tetapi pemerintah Inggris tidak memiliki bukti ada yang melanggar hukum dengan bekerja di China.
“Kami mengambil langkah-langkah untuk mencegah pilot saat ini dan para mantan direkrut. Kami ingin menghindari persepsi apa pun oleh China bahwa diamnya kami sebelumnya tentang masalah ini disalahartikan sebagai penerimaan atau persetujuan atas kegiatan ini,” klaim pejabat itu.
Hubungan antara London dan Beijing telah memburuk selama bertahun-tahun di bawah pemerintahan Tory. Perdana Menteri Liz Truss dilaporkan akan segera menetapkan China sebagai ancaman bagi Inggris.