Departemen Keamanan Dalam Negeri (ISD) menyatakan, serangan akan dilakukan pada 15 Maret bertepatan dengan 2 tahun penembakan di dua masjid Christchurch yang menewaskan 51 jemaah Salat Jumat.
Remaja tersebut menyiapkan rencana serangan mirip dengan yang dilakukan pelaku di Chritchurch, Brenton Tarrant, termasuk mempelajari rute, seluk beluk aktivitas di kedua masjid, kendaraan yang digunakan, sampai menyiarkan secara langsung di media sosial.
Bedanya, remaja itu akan beraksi menggunakan parang, bukan senjata laras panjang seperti dipakai Tarrant. Dia sebenarnya sudah berusaha membeli senjata api namun diurungkan karena khawatir ditipu serta terendus otoritas keamanan, mengingat aturan penggunaan senjata yang sangat ketat di negara itu.