ISTANBUL, iNews.id - Turki mendesak China untuk menutup kamp-kamp detensi, menyusul kabar kematian seorang musisi terkenal dari etnis minoritas Uighur.
Abdurehim Heyit diduga menjalani hukuman selama delapan tahun di wilayah Xinjiang, tempat jutaan kaum Uighur dilaporkan sedang ditahan.
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki menyebut para orang Uighur menjadi sasaran penyiksaan di "kamp konsentrasi". Pemerintah China mengatakan fasilitas tersebut adalah kamp re-edukasi.
Uighur meurpakan kelompok minoritas Muslim berbahasa Turki yang berbasis di wilayah Xinjiang, China bagian barat, yang diawasi ketat oleh otorita Cina.
"Bukan lagi rahasia bahwa lebih dari satu juta warga Turki Uighur yang ditangkap secara sewenang-wenang menjadi sasaran penyiksaan dan indoktrinasi politik di penjara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hami Aksoy, seperti dilaporkan BBC, Senin (11/2/2019).