JAKARTA, iNews.id – Duta Besar RI untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto, menegaskan Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina meskipun kondisi geopolitik Timur Tengah terus berubah. Bagi Indonesia, dukungan kemerdekaan Palestina adalah amanah konstitusi dan wujud kesungguhan dukungan terhadap resolusi PBB terkait Palestina.
“Indonesia berada pada posisi yang kuat, jelas dan konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Indonesia berupaya memberikan dukungan kepada Bangsa Palestina meliputi dukungan politik, ekonomi, sosial, diplomasi kemanusiaan, dan lain-lain,” ujar Andy dalam seminar daring bertajuk Pergeseran Politik Timur Tengah Pascaledakan di Lebanon dan Manuver UEA: Bagaimana Sikap Indonesia?, Sabtu (22/8/2020).
Diskusi dilaksanakan Center for Indonesian Reform (CIR) tersebut berkolaborasi dengan Koalusi Perempuan Indonesia untuk al-Quds dan Palestina (KPIQP) serta Institut Indonesia. Andy menuturkan, hingga saat ini Pemerintah RI aktif menggalang dukungan internasional bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina, baik secara bilateral maupun multirateral.
Dalam berbagai forum internasional pun, Indonesia selalu menyuarakan aspirasi kemerdekaan Palestina berdasarkan resolusi PBB.
Saat ini, sedikitnya ada dua tantangan besar yang dihadapi Bangsa Palestina. Pertama, mereka harus menyikapi proposal damai dengan Israel yang dibuat Presiden AS Donald Trump atau dikenal dengan sebutan The Deal of The Century (Kesepakatan Abad Ini). Sementara, yang kedua adalah masalah aneksasi wilayah Palestina oleh Israel di Tepi Barat.
“Indonesia sangat serius memandang kedua masalah ini. Bagi kita masalah ini harus ditempatkan dalam kerangka amanah konstitusi dengan mempertimbangkan poin-poin resolusi PBB,” ujar Andy.
Selain Dubes Andy, tampil sebagai pembicara Dr Sukamta (anggota Komisi I DPR RI), Dr Yon Machmudi (kepala Prodi Kajian Timur Tengah dan Islam, SKSG UI), dan Lili Nur Aulia (pengamat geopolitik dari Institut Indonesia).
Sukamta sependapat dengan Dubes Andy. Dia menekankan, dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tidak sekadar amanat UUD 1945, melainkan juga peran kesejarahan Indonesia yang sukses menggalang Konperensi Asia Afrika (1955).
“Peran sejarah Indonesia mengilhami bangsa-bangsa yang terjajah agar tak lelah memperjuangkan kemerdekaan, semangat yang mungkin tidak dimiliki bangsa-bangsa Arab sekalipun. Kalau mereka menormalisasi hubungan dengan Israel, sementara Palestina belum merdeka, maka Indonesia sebaliknya: Palestina merdeka merupakan syarat untuk mewujudkan normalisasi dan perdamaian,” ujar Sukamta.