“Mungkin ada kondisi di mana kita bersama-sama mengundang perwakilan Federasi Rusia, di mana mereka akan diberi tahu..." kata Ermak.
Rusia menguasai seperlima wilayah Ukraina hasil invasi pada 24 Februari 2022 serta pencaplokan Semenanjung Krimea pada 2014.
Negara Beruang Merah berulang kali menegaskan siap terbuka untuk melakukan perundingan, namun Ukraina harus mengakui realitas baru di lapangan termasuk merelakan wilayah-wilayah yang diambil alih.
Sementara itu Ukraina mendesak Rusia untuk mengembalikan seluruh wilayahnya yang dicaplok guna memulihkan integritas teritorial serta
menarik semua pasukan.
Laporan Reuters belum lama ini mengungkap, Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2023 mengirim sinyal ke Amerika Serikat (AS), baik secara
publik maupun pribadi, melalui perantara, termasuk melalui negara-negara Arab, bahwa dia siap mempertimbangkan gencatan senjata di
Ukraina.
Meski demikian sumber pemerintah AS membantah adanya kontak resmi seraya menegaskan Gedung Putih Washington tidak akan terlibat dalam perundingan yang tidak melibatkan Ukraina.