KOLOMBO, iNews.id - Semua menteri Muslim Sri Lanka dan wakil-wakil mereka memutuskan untuk mengundurkan diri setelah menuduh pemerintah gagal menjamin keamanan minoritas Muslim. Para menteri mengeluhkan nasib umat Islam di negara itu yang terus mendapat ancaman setelah serangkaian serangan bom pada Minggu Paskah, 21 April 2019.
Keputusan para menteri Muslim itu diambil setelah para biksu Buddha garis keras, termasuk biksu penghasut kekerasan Galagoda Aththe Gnanasara Thero, menetapkan batas waktu bagi pemerintah untuk memecat para gubernur dan menteri Muslim.
Gnanasara, yang sejak lama dituduh menghasut kejahatan kebencian terhadap Muslim, dibebaskan dari penjara atas pengampunan Presiden Maithripala Sirisena bulan lalu.
Total ada sembilan menteri dan dua gubernur Muslim yang mengundurkan diri. Mereka memilih mengundurkan diri setelah ribuan orang yang dipimpin oleh para biksu Buddha mulai berdemonstrasi pada Senin pagi di pusat Kota Kandy, 115 km timur ibu kota Kolombo.
Tiga pekan lalu, massa menghancurkan ratusan properti Muslim dan menewaskan satu orang di wilayah utara Sri Lanka. Massa berdalih aksi brutal itu sebagai pembalasan atas serangan bom bunuh diri pada Minggu Paskah, 21 April lalu, yang menargetkan sejumlah hotel dan gereja.