"Kami yakin bahwa konsentrasi di sektor pembangunan ekonomi akan menghasilkan kemajuan," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Di sisi lain, sejumlah kritikus memandang inisiatif AS mempertemukan dua negara yang berkonflik di Balkan itu sebagai manuver pencitraan Trump. Sebab, pertemuan tersebut berlangsung dua bulan jelang digelarnya pemilihan presiden AS pada November mendatang.
Padahal, upaya untuk meredakan ketegangan Serbia dan Kosovo sudah dilakukan oleh Uni Eropa (EU) selama hampir satu dekade. Sedangkan, AS baru-baru ini mencari peran di bawah Richard Grenell, utusan khusus yang ditunjuk oleh Trump.
Sementara Grenell dituduh mempersulit proses yang dipimpin Uni Eropa (EU) untuk membawa Beograd dan Pristina mencapai kesepakatan.