DAMASKUS, iNews.id - Pemimpin kelompok oposisi bersenjata Suriah Hayat Tahrir Al Sham (HTS) Abu Mohammed Al Julani menegaskan pihaknya terlalu lelah untuk berperang melawan Israel. Suriah kini menjadi target agresi pasukan Israel, terutama di zona penyangga dekat perbatasan Dataran Tinggi Golan.
Israel memasuki wilayah Suriah yang menjadi area patroli pasukan penjaga perdamaian PBB sejak awal tumbangnya rezim Bashar Al Assad pada 8 Desember. Tindakan itu menurut PBB melanggar perjanjian gencatan senjata kedua negara yang diteken setelah Perang Yom Kippur pada 1974.
Al Julani mengecam tindakan Israel tersebut, namun kelompok perlawanannya tak berdaya melawan pasukan Zionis.
"Israel jelas telah melampuai batas pemisahan diri di Suriah, mengancam eskalasi baru yang tidak bisa dibenarkan di wilayah ini," kata Al Julami, dalam pernyataan di Telegram, seperti dikutip Minggu (15/12/2024).
Dia menambahkan, para pejuangnya mengalami kelelahan setelah perang bertahun-tahun melawan pasukan rezim Bashar Al Assad yang dibantu Rusia dan Iran.
"Tidak memungkinkan bagi kami untuk memasuki konflik baru," katanya, merujuk pada perang melawan Israel.
Israel telah menguasai sebagian besar Dataran Tinggi Golan sejak 1974 dengan dalih untuk membela diri.