Para dokter di Gaza juga melaporkan penyebaran penyakit menular yang cepat di wilayah tersebut. Kondisi ini disebabkan kepadatan penduduk menyusul warga sipil yang mengungsi akibat serangan Israel.
Dikutip dari Anadolu, para dokter di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis di Gaza selatan mengatakan kepada media The Independent pada Senin kemarin, kurangnya vaksin penting untuk bayi baru lahir mempercepat penyebaran penyakit di rumah sakit. Para dokter tak hanya menghadapi penyakit menular, tapi juga banyak korban jiwa akibat serangan gencar dari Israel.
"Lingkungan sekitar rumah sakit dipenuhi dengan penyakit menular seperti infeksi jamur, infeksi kulit, pneumonia dan masalah epidemiologi," kata salah satu dokter, Asem Mohammed.
Peralatan medis yang kurang serta terbatasnya akses terhadap air bersih semakin memperburuk situasi. Dokter Yousef Adnan mengatakan, karena terbatasnya akses terhadap air bersih, mereka merawat ribuan orang yang menderita diare setiap hari. Dia menyebut situasi di rumah sakit saat ini sebagai bencana.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di media sosial pada Minggu, 3 Desember 2023, menggarisbawahi betapa mengerikannya konflik yang sedang berlangsung dan pengeboman besar-besaran di Gaza. Pasien di rumah sakit terus bertambah melebihi kapasitasnya.
"Kemarin tim kami mengunjungi Rumah Sakit Medis Nassar di selatan (Gaza). Rumah sakit tersebut dipenuhi oleh 1.000 pasien, tiga kali lipat dari kapasitasnya. Banyak orang yang mencari perlindungan, memenuhi setiap sudut fasilitas," tulisnya.
"Pasien menerima perawatan di lantai, berteriak kesakitan. Kondisi ini sangat tidak memadai, tidak terbayangkan untuk penyediaan layanan kesehatan. Saya tidak dapat menemukan kata-kata yang cukup kuat untuk mengungkapkan keprihatinan kami atas apa yang kami saksikan. Gencatan senjata sekarang juga," tulisnya.