YEREVAN, iNews.id – Armenia tidak dapat lagi mengandalkan Rusia sebagai mitra pertahanan dan militer utamanya. Pasalnya, Yerevan menilai Moskow telah berulang kali mengecewakannya sehingga harus mempertimbangkan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Amerika Serikat dan Prancis.
Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan. Pernyataannya tersebut semakin mempertegas kerenggangan hubungan Armenia dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus kian condongnya Yerevan ke Barat.
“Kita perlu memahami dengan siapa kita dapat menjaga hubungan teknis militer dan pertahanan,” kata Pashinyan kepada Radio Publik Armenia, ketika ditanya tentang reformasi angkatan bersenjata negara itu.
Armenia, bekas republik kecil Soviet yang berbatasan dengan Georgia, Azerbaijan, Iran, dan Turki, telah lama mengandalkan Rusia sebagai sekutu besarnya. Namun, Pashinyan belakangan telah membuat marah Kremlin karena meragukan dasar-dasar aliansi tersebut.
“Dulu persoalan ini sederhana karena tidak ada pertanyaan seperti itu dan tidak ada kesulitan dalam membuat konsep. Sebelumnya, 95-97 persen hubungan pertahanan kita dengan Federasi Rusia. Sekarang tidak bisa lagi, karena sejumlah alasan objektif dan subjektif,” ujar Pashinyan.