JENEWA, iNews.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir 26 juta orang terkena dampak gempa dahsyat mematikan yang melanda Turki dan Suriah, Senin (6/2/2023) lalu. Sementara itu, puluhan rumah sakit di kedua negara telah rusak akibat bencana tersebut.
Pada Sabtu (11/2/2023), WHO menyerukan kepada dunia agar menggalang dana untuk mengatasi kebutuhan kesehatan yang mendesak bagi para warga terdampak gempa Turki-Suriah. Menurut badan PBB itu, setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar 42,8 juta dolar AS (lebih dari Rp650 miliar) untuk kebutuhan tersebut.
WHO sendiri telah mengeluarkan 16 juta dolar AS dari dana daruratnya untuk membantu korban gempa. Menurut organisasi itu, dari hampir 26 juta warga terdampak, sekira 15 juta orang di antaranya berada di Turki. Sementara itu, hampir 11 juta orang lagi ada di Suriah, negeri yang sedang dilanda perang berpanjangan.
Di antara mereka, lebih dari lima juta orang dianggap sangat rentan, termasuk hampir 350.000 lansia dan lebih dari 1,4 juta anak-anak. WHO memperkirakan, di Turki lebih dari 4.000 bangunan runtuh akibat gempa, dan 15 rumah sakit mengalami kerusakan sebagian atau berat.
Di Suriah, setidaknya 20 fasilitas kesehatan di wilayah barat laut yang terkena dampak paling parah, termasuk empat rumah sakit, juga mengalami kerusakan. Hal ini membuat upaya untuk membantu puluhan ribu orang yang terluka dalam bencana tersebut semakin sulit.
Badan PBB itu menyatakan, ada kebutuhan mendesak untuk perawatan trauma segera, perawatan rehabilitasi pascatrauma, obat-obatan esensial, pencegahan dan pengendalian untuk mencegah wabah penyakit, serta akses ke dukungan kesehatan mental.
“Tujuan WHO adalah untuk menyelamatkan nyawa segera setelah bencana, untuk meminimalkan konsekuensi kesehatan hilirnya, termasuk kesehatan mental, dan dengan cepat memulihkan layanan kesehatan esensial di semua populasi yang terkena dampak gempa,” ungkap WHO dalam pernyataannya, akhir pekan ini.