"Masa orang mau naik TJ (bus Transjakarta) basah kuyup," kata dia.
Sebelumnya kritik atas JPO tanpa atap itu mengalir deras dari berbagai kalangan. Koalisi Pejalan Kaki, misalnya, melepas atap JPO akan menambah siksaan bagi para pejalan kaki.
"Kan pejalan kaki bukan yang sehat-sehat saja seperti kita ini kan, tapi (ada pula) yang berkebutuhan, seperti lansia, disabilitas lalu anak-anak kecil. Nah itu yang harusnya dipikirkan," kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki (KoPK) Alfred Situorus.
Menurut dia, Koalisi Pejalan Kaki sebelumnya telah merekomendasikan JPO itu dirobohkan karena dianggap tak layak, terutama dari sisi aksesibilitas. Bukan justru dicopot atapnya.