Sandiawan mengatakan warga Bukit Duri menganggap Libi mati setelah bangunan Sanggar Ciliwung diratakan oleh alat berat. Namun, kucing tersebut masih hidup bahkan selalu berada di reruntuhan bangunan setiap pukul 15.00 WIB.
"Kami menduga, kucing itu segera mati. Tapi keesokan harinya, anak-anak melaporkan bahwa kucing itu sedang duduk terisak-isak di lokasi sanggar yang sudah hancur itu. Setiap jam 15.00 WIB, kucing itu selalu tidur di lokasi reruntuhan itu," ucapnya.
Lebih lanjut, Sandiawan yang juga seorang aktivis menceritakan kucing Libi menjadi inspirasi dan dijadikan simbol kesetian serta perjuangan warga eks Bukit Duri yang menjadi korban penggusuran.
"Kucing bernama Libi ini kami jadikan simbol perjuangan, kesetiaan dan persistensi warga yang rindu sekali akan tempat tinggal yang manusiawi yang penuh gotong royong, ini lah patung kucing Libi," tuturnya.