JAKARTA, iNews.id - Sejak 1998, air bersih di Jakarta dikelola dua perusahaan swasta, yaitu Aetra untuk wilayah timur DKI Jakarta dan Palyja untuk wilayah barat DKI Jakarta. Pada dua bulan lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan siap untuk mengambil alih pengelolaan air Jakarta.
Saat ini, Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum mengkaji berbagai opsi yang bisa dilakukan Pemprov DKI untuk menghentikan swastanisasi. Langkah yang dipilih yakni lewat mekanisme perdata atau renegosiasi antara PAM Jaya dengan Palyja dan Aetra.
Namun, di saat Pemprov DKI serius mengambil langkah menyetop swastanisasi air bersih, justru perusahaan Palyja tak pernah kooperatif dalam melakukan proses negosiasi tersebut.
"Tapi kita perlu sampaikan Palyja tidak kooperatif dan iktikad untuk bertanggung jawab atas penyediaan air warga Jakarta. tidak muncul di situ. Kita jalan yang sudah ada sambil kita bicara terus, sambil Palyja kooperatif," kata Anies di kawasan Pasar Minggu, Jakarta. Jumat (10/5/2019)
Anies menyampaikan tidak kooperatifnya perusahaan tersebut adalah tidak pernah mendatangi pertemuan rapat terbatas yang sudah dijanjikan. Palyja, kata Anies, membuktikan perusahaan tersebut tak pernah serius menangani soal air bersih di Ibu Kota.