Menurutnya, ganjil genap tidak bisa langsung diterapkan pada 25 ruas jalan seperti sebelumnya. Dia menilai, perlu identifikasi terlebih dahulu terhadap ruas jalan yang menjadi destinasi atau tujuan dari pengendara mobil pribadi.
“Untuk mengetahui destinasi tentu kami sudah memiliki data-data akurat pelaku perjalanan, sehingga bisa kami identifikasi prioritas penerapan ganjil genap itu di mana dan kami akan melakukan penguatan di angkutan umumnya,” ucapnya.
Dia menyampaikan, dengan menambah kapasitas angkutan umum LRT, Transjakarta dan MRT, aturan ganjil genap bisa kembali diterapkan untuk menampung penumpang yang beralih dari kendaraan pribadi dengan tetap mempertimbangkan kondisi Covid-19.
“Tapi satu hal, jangan dilihat dari sisi sektor transportasi saja tetapi harus dilihat juga di sisi sebelah upaya pemerintah yang demikian masifnya melakukan penanganan dan pencegahan Covid-19,” katanya.