Satria mengungkapkan ketika pelaku jambret sudah diamankan oleh petugas polisi, massa masih merasa geram dengan melakukan penghancuran motor milik pelaku jambret.
"Saat itulah, Aipda Alim berusaha menertibkan namun ditanggapi dengan ulah provokator yang menuduhnya polisi gadungan," katanya.
"Yang menjadi permasalahan adalah provokator yang terus mencoba memanasi suasana, sehingga kejadian itu terus berlanjut. Oknum massa yang mengamuk tersebut terus membakar situasi tersebut sehingga Aipda Alim juga ikut menjadi sasaran amukan," ujarnya.
Saat kejadian, Aipda Alim yang berdomisili dekat dengan lokasi TKP, berinisiatif membantu mengamankan pelaku jambret yang sedang diamuk massa. Meskipun Aipda Alim sedang tidak bertugas, dirinya tetap ke lokasi sehingga hanya mengenakan pakaian preman.
"Yang bersangkutan membantu meskipun dia sedang lepas dinas tapi karena tanggung jawabnya tinggi, dia ikut membantu untuk mengamankan pelaku jambret itu. Akan tetapi ya itu ada sejumlah provokator yang tidak percaya, padahal ada perwira dari Polsek Cakung yang sudah menyatakan benar dia itu anggota Polsek Cakung," tutur Satria.
Akibat pengeroyokan tersebut Aipda Alim mengalami luka-luka dan telah mendapat pertolongan medis. Saat ini sudah ada tiga orang yang diamankan karena melakukan penganiayaan tersebut.