Tetapi, banyak penempatan tempat duduk dan tempat sampah itu yang dinilai sembarangan. Tempatnya yang panas dan tidak strategis, membuat warga jarang memanfaatkan fasilitas yang menghabiskan uang kas daerah itu.
Kasi Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Ahmad Rivai mengatakan, pemasangan bangku taman dan tempat sampah di jalan Ciater itu untuk kebersihan dan kenyamanan warga.
"Mengikuti negara maju di Eropa. Itu kan awalnya pakai plastik, memang plastik yang dipakai yang tidak mudah larut oleh alam, tapi banyak yang protes. Makanya kita ganti dengan fiber. Itu fiber lho, saya juga bingung," katanya.
Dilanjutkan Rivai, bahan fiber sengaja dipilih karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dia berharap fasilitas itu tahan lama dan tidak hilang.
Namun, prediksinya meleset. Tong sampah yang ada malah hilang dicuri orang tak bertanggung jawab.
"Lupa kalau nilainya. Justru itu saya bingungnya, kalau kita taro hdp pasti ada nilai ekonominya. Kali fiber gak ada. Cek ajah di Google, fiber itu gak laku, dirongsokan gak laku. Makanya saya itu bingung diambil untuk apa," ujarnya.