2. Sumpah Jauh dari Kepentingan Politik
Ketua Umum GNPF-U (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama), Yusuf Muhammad Martak menepis isu tersebut dengan bersumpah. Dia bersumpah acara Reuni 212 tidak ditunggangi kepentingan politik mana pun.
"Saya jawab demi Allah saya bersedia disumpah. Demi Allah wallahi. Saya bersedia (disumpah). Tidak punya agenda politik sama sekali di dalam pengadaan acara ini," ujar Martak saat menghadiri acara diskusi Polemik MNC Trijaya Network dengan tajuk 'Seberapa Greget Reuni 212' di D' Consulate Resto & Lounge, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).
Sumpah tersebut dilakukan Martak setelah mendapat tantangan dari mantan Koordinator Aksi 212, Razman Arif Nasution. Dia menilai Martak merupakan pihak yang mendukung Prabowo-Sandi. Lantaran hal itu, Razman menilai, publik dibuat ragu akan kemurnian misi dari Reuni 212.
"Pak Martak, Bapak ini adalah orang yang mengumumkan hasil ijtima ulama jilid satu dan jilid dua akan mendukung Prabowo Sandi. Begini loh, Pak, supaya rakyat percaya ini hanya gerakan moral 100 persen, tidak ada hal-hal lain. Mau enggak bapak disumpah, Pak? Bahwa itu tidak ada gerakan moral yang lain untuk mendukung salah satu paslon?" tantang Razman kepada Martak.
3. Dihadiri Tokoh Lintas Agama
Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak menyampaikan, pertemuan antartokoh lintas agama tidak direncanakan sebelumnya. Yakni, baru tadi malam dirinya bersama panitia Reuni 212 bertemu dengan tokoh lintas agama untuk hadir di reuni nanti.
"Padahal ini komunikasinya baru kemarin, jadi tidak ada skenario," ucap Yusuf di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).
Pada pertemuan tersebut, Yusuf menjelaskan kepada para tokoh lintas agama pada acara Reuni 212 nanti akan terbuka untuk umum dan tidak diperuntukkan untuk satu agama saja.
"Intinya bisa hadir menyaksikan suatu event yang begitu besar, aman, tentram, bersih, dan bisa ditiru oleh yang lain," tegas Yusuf.