JAKARTA, iNews.id – Jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 yang meninggal terus bertambah. Data yang dihimpun dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), hingga Kamis (25/4/2019) pukul 18.00 WIB, ada 225 petugas meninggal dunia dan 1.470 sakit sepanjang tahap pencoblosan dan perhitungan surat suara.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum DPP Rescue Perindo Denny Adin meminta Pemerintah dan KPU untuk mengevaluasi pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. Khusunya menyangkut sistem dan teknis kerja dalam gelaran pemilu serentak tahun ini.
“Harapannya ini bisa jadi evaluasi. Karena ini merupakan pemilu terbesar di dunia dan juga paling banyak memakan korban . Kita tahu saat berita ini ditulis, ada 1.695 petugas KPPS yang sakit maupun meninggal dunia tersebar di seluruh Indonesia,” kata Denny Adin saat dihubungi, Jumat (26/4/2019).
Menurutnya, waktu kerja yang tidak terbatas menjadi pokok evaluasi yang perlu diperhatikan. Sebab, kebanyakan dari petugas KPPS harus bekerja lebih dari 24 jam untuk mengurus penyelenggaran Pemilu Serentak yang rumit dan kompleks.
“Kalau kita evaluasi dari hari pertama pencoblosan di TPS, itu paling lama prosesnya jam 12 malam, paling lama 1 hari atau 24 jam. Dan ini sebenarnya juga tidak normal karena ada Pilpres dan Pileg,” katanya.