3 Kisah Heroik Dokter Indonesia, Ada yang Tempuh 16 Km untuk Tolong Pasien di Pedalaman Hutan Papua

Tika Vidya Utami
Dokter Amalia Usmaianti mengabdi di pedalaman Papua. Kisahnya sempat viral di media sosial. (Foto istimewa).

2. Tangani Pasien Covid-19

Dokter Handoko Gunawan yang berusia 80 tahun viral di media sosial pada Maret 2020. Diketahui, ia merupakan dokter spesialis penyakit paru yang bertugas di Rumah Sakit Graha Kedoya, Jakarta Barat. 

Semangat serta dedikasinya sebagai seorang dokter pun menjadi banyak perbincangan, salah satunya dari artis Kirana Larasasti yang mengangkat kisah dr Handoko Gunawan di media sosial. 
Melalui akun Instagram, Kirana Larasati menceritakan, di usia senjanya, dokter Handoko Gunawan masih menjalankan tugas sebagai seorang dokter spesialis paru. Saat itu, Dokter Handoko juga menangani dua pasein Covid-19. 

Anak-anak Dokter Handoko pun sudah menyarankan untuk tidak ikut terjun. Namun, semangat sang dokter tidak terbatas. 

Setelah menangani pasien Covid-19, kondisinya menurun. Kisah Dokter Handoko yang siap mati dalam menangani pasien Covid-19 ini menuai pujian. 

Pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada netizen yang menaruh perhatian atas aksi heroik Dokter Handoko. Selanjutnya, menurut pihak keluarga, kondisi kesehatan Dokter Handoko berangsur membaik. 

3. Menolong Pasien di Pedalaman Hutan Papua

Dokter Amalia Usmaianti merupakan dokter yang pernah mengabdi di pedalaman Papua. Kisahnya sempat viral di media sosial pada 2018. 

Saat itu, ia bertugas di Puskesmas Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua. Ia pernah menempuh jarak 16 kilometer untuk menolong pasien. 

Diketahui, perjalanan dari Puskesmas Ninati ke Desa Tembutka berjarak 16 kilometer. Pada awal perjalanan, tidak ada keluhan dari pasien. Namun, setelah jalan 7 kilometer, pasien merasa pusing serta mempunyai riwayat penyakit vertigo.

Tanpa ragu, meski di tengah jalan, Amalia segera memberi terapi. Ia beserta tim juga membuat tandu untuk mengangkat pasien yang kemudian pingsan. 

Amalia berpikir hendak kembali ke puskesmas, namun jaraknya lebih jauh daripada ke desa tujuan. Selain itu, hari mulai gelap dan banyak ular, sehingga ia memutuskan untuk melanjutkan ke Desa Tembutka. 

Tak cuma akses jalan yang susah, namun sarana dan prasarana juga kurang memadai. Mulai dari alat komunikasi, listrik, hingga sinyal radio minim di wilayah tersebut. 

Editor : Faieq Hidayat
Artikel Terkait
Megapolitan
2 hari lalu

KPAI Ungkap Kondisi Terkini Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta

Nasional
9 hari lalu

Gempa Besar Magnitudo 6,1 Guncang Supiori Papua

Nasional
12 hari lalu

Batal Hadiri Kongres Projo di Jakarta, Jokowi Diminta Istirahat Tim Dokter

Bisnis
16 hari lalu

Guru Ini Dirikan AgenBRILink di Pedalaman Papua, Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan bagi Masyarakat

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal