Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga orang tokoh, yaitu dr Ernest Douwes Dekker, dr Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Mereka dikenal sebagai Tiga Serangkai.
Kehadiran Indische Partij menandakan berdirinya organisasi politik pertama di era penjajahan. Tujuannya agar menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan, memajukan Tanah Air yang dilandasi jiwa nasional, dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Sayang, sepak terjang Indische Partij dalam melawan kolonialisme Belanda tak berlangsung lama. Sebab, organisasi ini memiliki aliran politik yang berbeda dan khawatir membangkitkan nasionalisme rakyat sehingga Belanda membubarkan Indische Partij pada Maret 1913. Para pendirinya pun diasingkan ke Belanda.
Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905, sebelum lahirnya Budi Utomo. SDI bertujuan memperkuat persatuan para pedagang pribumi agar mampu bersaing dengan para pedagang asing terutama para pedagang Tionghoa.
Pada 18 September 1912, Sarekat Dagang Islam diubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI) dalam kongresnya di Surabaya. Tujuan SI adalah untuk menumbuhkan ekonomi pribumi melalui jalur perdagangan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Selain itu, organisasi ini juga lantang menentang sistem kolonialisme yang tidak adil. SI mampu berkembang pesat dan mendapatkan status badan hukum pada 1916. Sejumlah tokoh yang tergabung di SI, selain Haji Samanhudi, ada HOS Tjokroaminoto, Agus Salim, Abdul Muis, AM Sangaji, serta Muso dan Semaun. Namun kemudian, terjadi perpecahan di tubuh SI sehingga membuat mereka terbagi dua haluan menjadi SI Putih dan SI Merah.
Demikian daftar-daftar organisasi pelopor pergerakan nasional yang penting untuk diketahui.