Teori Persia merupakan teori masuknya Islam ke Indonesia yang diungkapkan oleh Hoesein Djajadiningrat yang berpendapat bahwa Islam yang ada di Indonesia berasal dari Persia (Iran) yang dibawa oleh para pedagang Persia pada abad ke-12. Teori persia ini juga didukung oleh adanya bukti maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke Indonesia.
Selain itu, teori ini juga didukung karena adanya persamaan antara tradisi budaya Persia dengan budaya Islam di Indonesia seperti adanya peringatan 10 Muharram atau hari Asyura, terdapat upacara Tabuik di Iran dan Tabuik di Sumatera Barat serta Jambi sebagai lambang untuk mengarak jasad Husein bin Ali bin Abi Thalib yang terbunuh dalam peristiwa Karbala.
Teori CIna mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya pulau Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina yang telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum dikenal di Indonesia. Dan pada masa Hindu-Budha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia melalui kontak dagang.
Bahkan ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama Islam baru berkembang. Sumanto al-Qurtuby berpendapat bahwa menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-Zhao, Quanzhou dan pesisir Cina Selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam (buku Arus Cina-Islam-Jawa karya Sumanto al-Qurtuby)
Teori ini didukung dengan adanya bukti masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitasCina di berbagai tempat, terutama Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang abad ke-15.
Teori di atas, masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihannya sendiri. Hingga saat ini belum ada fakta tentang mana teori masuknya Islam ke Indonesia yang paling kuat atau paling benar. Semoga penjelasan di atas bisa menambah wawasan kalian.