3. Mei 2021
Kasus pendaki yang tewas di Gunung Slamet juga terjadi pada 24 Mei 2021. Sumardi, pria 47 tahun asal Kabupaten Magelang, meninggal dunia di pos 5 pada pukul 09.00 WIB.
Melansir data di laman BPBD Kabupaten Purbalingga, Sumardi tewas akibat hipotermia. Hal tersebut didukung oleh temuan tim SAR yang tidak mendapati adanya tanda-tanda kekerasan fisik di tubuh Sumardi.
Sebelum meninggal, saksi menyebut bahwa korban hendak melanjutkan perjalanan ke pos 6. Namun, dia pingsan secara tiba-tiba sehingga dibawa kembali ke pos 5. Usai diistirahatkan beberapa saat di dalam tenda, saksi mengecek nadi korban dan menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia.
4. Februari 2001
Kejadian pendaki tewas di Gunung Slamet yang cukup memilukan terjadi pada 2001. Lima anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) meninggal terjebak badai di puncak.
Awalnya tujuh pendaki atas nama Turniadi (Dodo), Masrukhi, Dewi Priamsari, Bagus Gentur Sukanegara, Ismarilianti (Iis), Bregas Agung, dan Ahmad Fauzan mendaki lewat Desa Kaliwadas, Brebes. Tragedi ini bermula pada 6 Februari 2001 saat tujuh orang ini memulai pendakian ke puncak dan tiba di batas vegetasi.
Namun mereka terjebak badai dan harus mendirikan tenda di dekat batas vegetasi. Keesokan harinya, Rabu 7 Februari 2001 kondisi cuaca di puncak cerah. Namun mereka kembali dihantam badai secara tiba-tiba saat perjalanan ke puncak.
Kondisi badai yang menjadi-jadi membuat mereka terpaksa mendirikan tenda di bibir kawah hingga Kamis 8 Februari 2001. Saat itu salah satu anggota, Masrukhi sudah terserang hipotermia.
Sekelompok pendaki asal Jakarta sempat mendekati tenda 7 orang itu namun tak bisa mendekat lantaran badai yang menggila. Salah satu anggota, Dewi akhirnya mengikuti kelompok pendaki lain itu untuk turun ke Bambangan mencari pertolongan.
Dari situ cerita pilu terjadi. Masrukhi meninggal dunia di pangkuan rekannya. Lima orang yang tersisa kemudian memutuskan turun dengan meninggalkan jasad Masrukhi.
Lima orang itu turun dengan kondisi kepayahan. Salah satu anggota Dodo diminta turun terlebih dahulu untuk mencari pertolongan. Lalu disusul Gentur.
Gentur dengan segala daya upaya akhirnya mencapai Desa Serang antara Baturaden dan Bambangan. Di situ Gentur menemui kenyataan pahit rekannya Dodo tak pernah mencapai desa terakhir di lereng Slamet.
Setelah itu tim gabungan dari berbagai unsur dikerahkan untuk mencari lima pendaki tersisa. Sayangnya kelima pendaki itu tak bisa diselamatkan. Mereka ditemukan meninggal dunia pada lokasi yang berbeda-beda.
5. Desember 2020
Pendaki asal Tegal, Syafanu Multazam meninggal dunia di jalur pendakian Gunung Slamet base camp Dusun Blambangan pada 8 Desember 2020. Pemuda 20 tahun yang mendaki gunung bersama enam orang rekannya itu ditemukan sudah tidak bernyawa di pos 6.
Ketika ditemukan, korban hanya mengenaka jaket dan celana pendek serta tidak menggunakan alas kaki. Diduga kuat korban meninggal dunia karena hipotermia.
Jasadnya lantas dibawa ke Puskesmas Karangreja dan diperiksa oleh tim medis. Selanjutnya, jenazah Syafanu diserahkan ke pihak keluarga di Tegal.