Sementara anjing memiliki pemikiran yang berbeda, selama ini penjahit telah merawatnya dari kecil serta memberinya makanan enak setiap hari. Kini penjahit membutuhkannya, sudah sepantasnya anjing membantu penjahit.
Semakin lama kondisi penjahit semakin memburuk. Anjing merasakan kepedihan yang teramat sangat. Sesekali ia menjilat kaki tuannya berharap ia bisa bermain seperti dulu lagi. Namun, setiap kali ia menjilat kaki tuannya, setiap itu pula ia semakin merasa kecewa karena kaki tuannya yang lemah tidak bergerak lagi.
Sebaliknya, kucing malah semakin merajalela. Apapun makanan yang tersedia, dilahapnya. Ia pun lebih memilih bermain bersama teman-temannya ketimbang bersama tuannya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan kondisi penjahit yang semakin memburuk.
Hingga suatu hari, penjahit meninggal dunia. Anjing sangat sedih, ia seperti kehilangan arah. Di rumah penjahit yang kini sudah tidak ditinggali oleh pemiliknya, anjing hanya bisa duduk termenung di sisi mesin jahit yang tidak terpakai lagi.
Bahkan ia sudah berhari-hari tidak makan. Anjing kerap mendatangi tempat tidur penjahit, berharap yang ia cari berada di sana. Namun, tak pernah tampak, karena penjahit sudah pergi untuk selamanya.