Sebelum membahas contoh ice breaking ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
- Seorang guru harus memiliki naluri (feeling) ketika melakukan ice breaking, apakah siswa sudah lebur atau masih perlu dileburkan. Apabila belum lebur dan ice breaking sudah dihentikan, maka akan mengganggu proses belajar selanjutnya.
- Waktu yang dilakukan sangat kondisional. Tidak semua siswa mudah untuk dileburkan, karena memiliki berbagai macam karakter atau latar belakang. Namun waktu yang terlalu lama juga akan mengganggu konsentrasi atau bahkan membuat siswa bosan.
- Seperti tujuannya, ice breaking harus memberikan efek atau kesan yang positif. Kegiatan ice breaking diharapkan dapat mengangkat mood siswa agar tidak bosan.
Jika guru katakan “mangga”, siswa mengangkat kedua tangan sambil berjinjit. Jika guru katakan “jeruk”, kedua tangan siswa menjulur ke depan seperti vampire.
Lalu jika guru katakan “kacang”, siswa membungkukkan badan sambil memegang sepatu. Lakukan dengan cepat dan perhatikan konsentrasi siswa.