Dari 50 jemaah per kloter tersebut, kata Liliek, mereka akan diperiksa kembali untuk menentukan apakah jemaah itu bisa wukuf mandiri atau disafariwukufkan. "Dari yang nominasi itu (50 risti per kloter) akan diperiksa dokter spesialis di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah," kata dia.
Safari wukuf merupakan upaya pemerintah untuk memberangkatkan jemaah sakit untuk melaksanakan wukuf di Padang Arafah menggunakan bus. Jemaah cukup berdiam diri di bus selama 30 menit sebagai syarat sah haji.
Agar jemaah haji bisa menjalani wukuf di Arafah, Liliek mengingatkan jemaah agar fokus ke rukun haji. Para jemaah haji diimbau tidak banyak beraktivitas di luar ruangan mengingat suhu udara yang mencapai 43 derajat Celsius di Makkah.
"Karena tujuan utamanya juga adalah untuk haji ini yang kita jaga agar pada saat Armuzna (puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina) itu jemaah sehat dan bugar," paparnya.
Liliek menyebut, KKHI Makkah telah menyiapkan sebanyak 16 bus untuk safari wukuf jemaah haji yang sakit. Bus-bus tersebut mampu menampung lebih dari 200 jemaah.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dokter Andi Ardjuna Sakti, mengatakan bus-bus dimodifikasi untuk menampung jemaah sakit.
"Sekitar enam bus untuk jemaah yang hanya bisa berbaring. Satu bus bisa untuk sekitar 8 bed (tempat tidur). Jadi total kurang lebih untuk 48 jemaah," ujarnya.