Setelah meminta kepada Hamidiy, yang bersangkutan bersedia untuk membantu namun jumlahnya tidak langsung Rp500 juta. Ketika itu, dia diberikan uang sebesar Rp300 juta terlebih dulu. “Hamidy ini adalah seorang pengusaha, dia punya uang, ya dia akhirnya mau bantu. Saya disampaikan Pak Hamidy sekitar Rp300 juta,” katanya.
Alfitra menuturkan, Hamidy langsung berkoordinasi dengan Wakil Bendahara Umum KONI sekaligus Bendahara Pengeluaran Pembantu Satlak Prima, Lina Nurhasanah. Lina ditugaskan untuk menyiapkan uang tersebut oleh Hamidy.
“Lina saat itu koordinasi ke saya untuk menyiapkan tiket pesawat pergi ke Surabaya. Saya dengan Pak Hamidy pergi ke Surabaya bulan Agustus, kemudian saya ketemu Lina di Surabaya, setelah itu kami pergi ke sebuah kota tujuan (Jombang),” ucapnya.
Saat bertemu Lina di Surabaya, Alfitra menuturkan, perempuan itu datang bersama salah satu pegawai Deputi IV Kemenpora, Alverino Kurnia, di Bandar Udara Juanda. Uang itu langsung diberikan kepada Hamidy di dalam sebuah tas besar.
Alfitra menuturkan, setelah makan di salah satu restoran, dia dan Hamidy langsung menuju Jombang guna bertemu Imam Nahrawi dan Ulum. Pertemuan dilangsungkan di sebuah rumah kontrakan. “Gini, sebagai sesmenpora saya tahu agenda Pak Menteri. Ketemu di sebuah rumah kontrakan,” katanya.