Berdasarkan catatan itu, istilah Sunda dipakai untuk menamai wilayah timur India, yang oleh ahli geologi Belanda kemudian dikonsep sebagai “Dataran Sunda”, berbeda dari Dataran Sahul di bagian tenggara. Wilayah inilah yang kini mencakup sebagian besar Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut Gonda (1973), kata Sunda pada awalnya digunakan untuk menyebut gunung tinggi di bagian barat Jawa yang tampak putih karena tertutup asap letusan. Gunung yang dimaksud diyakini sebagai Gunung Tangkuban Parahu, yang menjadi ikon geologi di Tanah Sunda.
Dari situ, kata Sunda digunakan untuk menyebut wilayah geografis di sebelah barat Pulau Jawa. Nama ini lalu diadopsi sebagai nama kerajaan, Kerajaan Sunda, yang beribu kota di Pakuan Pajajaran, kini dikenal sebagai Kota Bogor.
Tanah Sunda melahirkan sejumlah kerajaan besar di Nusantara, seperti Salakanagara, Tarumanagara, Galuh, Pajajaran, hingga Sumedang Larang. Dari kerajaan-kerajaan ini, lahirlah Suku Sunda sebagai bagian penting dari peradaban bangsa Indonesia.
Suku Sunda dikenal dengan budaya yang halus, bahasa yang lembut, dan sistem sosial yang kaya filosofi. Identitas Sunda berakar dari warisan leluhur yang berasal dari kerajaan-kerajaan tersebut.