Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016 ini memaparkan, usai Reformasi 1998 bergulir, di Pemilu 1999 Partai Golkar berhasil memperoleh 23,742 juta suara nasional (22,4 persen) dengan kursi DPR sebanyak 120 dari 462 (26 persen). Di Pemilu 2004, suara nasional mencapai 24,480 juta (21,6 persen) dengan perolehan kursi DPR 128 dari 550 (23,2 persen).
Di Pemilu 2009, perolehan suara nasional mencapai 15,037 juta (14,5 persen) dengan perolehan kursi DPR 107 dari 560 (19 persen). Sedangkan di Pemilu 2014, perolehan suara nasional sebesar 18,432 juta (14,8 persen) dengan perolehan kursi DPR 91 dari 560 (16,3 persen).
”Pemilu 2019 adalah masa keprihatinan lantaran perolehan suara hanya 17,229 juta (12,31 persen) dengan perolehan kursi 85 dari 575 (14,8 persen)," kata dia.
Terkait itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menilai, penghormatan terhadap kader di akar rumput yang selama ini hampir tak pernah diberikan, harus dihidupkan kembali. Kader di akar rumput mulai tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga tingkat ranting, telah berjuang sekuat tenaga memenangkan Partai Golkar.
Bahkan tak jarang di Pemilu 2019 lalu, penghasilan pribadi mereka gunakan demi menutup dana saksi yang tak kunjung jelas rimbanya.