Sehingga yang menyebut hanya chef pria yang bisa menjadi chef adalah salah. Namun, untuk memastikan apakah seseorang itu layak sebagai panelis (dalam riset sensori), yang diperlukan adalah konsistensi sensori.
Menurutnya, laki-laki atau perempuan menjadi chef itu tidak ada ketentuan. Namun, diakui memang laki-laki lebih konsisten karena dia tidak terpengaruh dengan siklus metabolisme yang bervariasi.
Maka dari itu, mengapa banyak chef pria dibanding wanita.
“Untuk menghasilkan produk pangan yang sama dari hari ke hari itu perlu konsistensi. Itu yang mungkin bisa jadi kecenderungan kenapa banyak chef itu laki-laki,” pungkas dia.