KEPULAUAN MAPIA, iNews.id - Pukul 19.30 Waktu Indonesia Timur (WIT), aktivitas di Kepulauan Mapia, pulau terluar Indonesia masih berlanjut. Suara anak-anak bermain masih terdengar, saling memanggil nama anak lainnya agar menangkap bola yang dilempar. Tak lama kemudian, wanita paruh baya datang, menyuruh anaknya agar segera pulang.
Anak-anak dan orang tua mondar-mandir di jalan setapak berukuran 1,5 meter. Di beberapa sisi jalan, tampak lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJUTS) berjejer menjadi sumber penerangan. Lampu ini baru dipasang oleh Kementerian Sosial dua minggu lalu.
Ada sembilan unit yang dipasang di Pulau Brasi, pulau yang menjadi pusat pemerintahan di Kepulauan Mapia. Satu unit lagi dipasang di Pulau Pegun.
“Selama ini kan gelap toh. Saya berterima kasih karena sudah ada bantuan dari Kemensos,” kata Paulina Aruan, salah satu warga Kepulauan Mapia.
Menurutnya, bantuan penerangan sangat dibutuhkan. Dia pun bersuka cita karena saat ini rumahnya tidak lagi gelap di malam hari. Bagaimana tidak, rumahnya sekarang dilengkapi dengan Solar Home System (SHS) dari Kemensos.
“Saya pakai untuk cas HP, kadang malam hari saya pakai untuk penerangan saat masak,” kata Paulina.
SHS adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) independen untuk memenuhi kebutuhan energi listrik baik peralatan rumah tangga seperti lampu, TV, radio, dan alat elektronik lainnya. Kemensos menyalurkan sebanyak 82 unit SHS bagi setiap rumah dan instansi di Kepulauan Mapia.