Sejak setahun lalu, warga Kepualauan Mapia melewati malam tanpa penerangan dan daya listrik yang memadai. Sebab, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menjadi sumber penerangan utama tersebut rusak.
Listrik tenaga surya menjadi satu-satunya pilihan, mengingat Kepulauan Mapia terletak di Samudera Pasifik. Jarak terdekat dengan daratan adalah Kota Manokwari yang terletak 290 kilometer dari Kepulauan Mapia.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik, biasanya warga datang ke Pos Satgas Pamputer (Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar) untuk sekadar mengisi daya baterai gawai yang telah habis. Ada juga yang menggunakan genset, jika mampu. Bagi yang tidak, mereka kembali menggunakan pelita, lampu obor berbahan bakar minyak tanah.
Penerangan menjadi semakin sulit ketika persediaan minyak tanah habis. Kapal yang membawa bahan bakar dan kebutuhan lainnya hanya berlabuh dua kali dalam sebulan, jika cuaca memungkinkan. Dalam cuaca buruk, kapal bisa tidak berlabuh selama berbulan-bulan. Oleh karena itu, kehadiran SHS dari Kemensos disambut gembira.
Sama seperti Paulina, warga lainnya, Widiana Lestiarini juga merasakan manfaat dari SHS dari Kemensos. Wanita yang akrab disapa Mama Jawa ini kegirangan karena bisa tidur dengan penerangan. Cucunya pun bisa belajar dengan tenang.
“Kalau yang ini bisa cas HP sama untuk penerangan di rumah. Kita beruntung sekali anak-anak bisa kembali belajar tidak kayak kemarin-kemarin,” ujarnya.
Menurutnya, SHS yang diberikan Kemensos cukup mudah dioperasikan. “Kalau untuk ibu-ibu rumah tangga lebih mudah, nggak terlalu sulit. Misalkan bapak tidak ada kita bisa sendiri,” katanya.