TANGERANG, iNews.id - Tujuh Warga Negara Asing (WNA) asal India, berhasil masuk ke Indonesia tanpa karantina Covid-19 berkat ulah para mafia di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Cengkareng, Tangerang, Banten. Padahal, untuk bisa keluar dari bandara tersebut tidak mudah.
Para WNA maupun Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru datang dari luar negeri, harus melewati tiga tahap pemeriksaan oleh Satgas Udara Penanganan Covid-19. Setelah itu, mereka wajib melakukan karantina kesehatan selama lima hari.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, pada pemeriksaan tahap pertama, para WNA itu berhasil lolos. Selanjutnya, pada tahap kedua, mereka digiring menuju ke bus.
"Pertama pemeriksaan, mulai dari turun dan masuk bandara, mereka mengisi formulir E-HAC, juga SWAB dan PCR. Lalu masuk ke loket satgas dan masuk ke konter Imigrasi dan mengambil barang sampai pintu keluar," katanya, kepada Sindonews, Rabu siang.
Dilanjutkan dia, setelah lolos pemeriksaan di tahap pertama itu, para WNA maupun WNI yang baru datang dari India itu mengikuti tahap kedua, yaitu naik bus Damri yang disediakan ke hotel karantina. Pada tahap kedua ini, para mafia menemukan celah.
"Tahap dua, disediakan kendaraan Damri ke hotel yang dirujuk. Tahap tiga di hotel dikarantina. Ini yang harus dilewati. Tapi yang terjadi di tahap satu sudah lewat, didampingi oleh oknum tersangka," katanya.
Ada enam tersangka yang berperan meloloskan para WNA asal India itu dari wajib karantina. Mereka, terdiri atas empat WNI dan dua WNA. Dari empat WNI itu, satu di antaranya diketahui mendapatkan bayaran Rp12 juta, untuk membawa tiga orang WNA.
"Yang membantu, untuk menjadi calonya itu dengan bayaran aneka ragam, mulai dari Rp6 juta-Rp7 juta, bisa lolos tanpa melewati karantina dan bisa langsung menuju ke rumah atau apartemennya," paparnya.
Para mafia itu, lanjut Yusri, membawa WNA yang telah lebih dahulu melakukan komunikasi dengan mereka agar lolos dari wajib karantina, saat pemeriksaan tahap kedua. Dari yang harusnya masuk bus Damri ke hotel karantina, mereka dipisahkan naik taksi.