Berebut Efek Ekor Jas Capres-Cawapres

Eko Ardiyanto


Eko Ardiyanto
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya
Wartawan Senior iNews


PELAKSANAAN pemilu presiden dan pemilu legislatif serentak pertama kali di Indonesia yang dijadwalkan pada 17 April 2019 membuat parpol-parpol dan masyarakat semakin kenal dengan istilah “Efek Ekor Jas” (coat-tail effect), yakni adanya hubungan positif antara kekuatan elektoral seorang calon presiden dan partai politik yang mengusungnya. Jadi, seorang capres yang populer dan memiliki elektabilitas tinggi akan memberikan insentif elektoral atau keuntungan positif kepada partai yang mengusungnya maju di pilpres.

Teori coat-tail effect ini muncul pertama kali di Amerika Serikat (AS) kala Warren Harding dari Partai Republik sengaja “dipoles” penampilannya oleh konsultan politik andal saat itu, Harry Daugherty, sehingga akhirnya terpilih menjadi Presiden ke-29 AS. Namun sayang di tengah perjalanan memerintah, Warren meninggal dunia.

Dari sinilah kemudian para political science (ilmu politik) menemukan coat-tail efffect, yakni saat orang-orang yang sudah sangat terpesona dengan sosok/citra seseorang hingga ketika dia mengibaskan “ekor” jasnya, luluh lah hati rakyat dan memilihnya.

Kini ada dua pasangan capres-cawapres yang akan maju di 2019, yakni pasangan Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin yang didukung 9 parpol dan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno yang didukung 4 parpol. Pertanyaannya, siapakah yang mendapat keuntungan elektoral atau efek ekor jas dari pasangan capres-cawapres ini?.

Tentu sudah bisa ditebak, PDI Perjuangan mendapatkan efek paling tinggi dari pencalonan Joko Widodo sebagai capres dan Partai Gerindra juga mendapatkan berkah elektoral karena ketua umumnya, Prabowo Subianto dicalonkan sebagai capres. Survei Y-Publica yang dilakukan pada periode 13-23 Agustus 2018 dengan melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia menunjukkan, PDIP mendapat 27,4 persen dan Partai Gerindra mendapat 12,6 persen.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
1 tahun lalu

Hasto Jelaskan Tersangka Korupsi DJKA Donatur Rumah Aspirasi di Pilpres 2019

Nasional
2 tahun lalu

Pengalaman Dosen UI Jadi Anggota KPPS: Berat, Setara Pekerja Logistik

Nasional
2 tahun lalu

Bareskrim Sebut Tindak Pidana Pemilu 2024 Menurun Dibanding 2019

Nasional
2 tahun lalu

5 Perbedaan Pemilu 2024 dengan Pemilu 2019: Tahun Ini Tidak Setegang Sebelumnya?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal