Setelah kepergian Syamsuddin, Rumi bertemu dengan Salahuddin Faridun Zarkub, seorang tukang emas yang menjadi teman karibnya. Salahuddin juga meninggal, dan Rumi kehilangan kekasih spiritual untuk kedua kalinya.
Namun, dorongan untuk menciptakan karya-karya besar dalam sastra terus tumbuh dalam diri Rumi. Dia menciptakan berbagai karya besar seperti "Al-Majalis as-Sab’ah," "Majmu’ah min ar-Rasa’il," dan "Fihi Ma Fihi," yang mencerminkan pemikiran dan pemahaman spiritualnya.
Karya terbesar Rumi adalah "Masnav-i Ma'nawi" atau "Masnavi of Intrinsic Meaning." Karya ini mencakup pemikiran Rumi tentang cinta transendental dan makna ajaran agama dalam 2.000 halaman teks.
Biografi Jalaluddin Rumi lantas membahas kepergiannya. Rumi meninggal dunia pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya. Dia meninggalkan karya-karya besar yang terus mempengaruhi pemikiran dan kehidupan spiritual banyak orang di seluruh dunia.
Dia tidak hanya menjadi penyair terkenal, tetapi juga seorang guru spiritual yang mendalam, memandu banyak orang menuju cinta ilahi dan makna dalam kehidupan. Karya-karyanya mencakup berbagai aspek kehidupan spiritual dan terus menjadi sumber inspirasi bagi generasi setelahnya.
Demikianlah biografi Jalaluddin Rumi, seorang penyair besar dari persia yang warisan syairnya masih terkenang hingga sekarang.