Hudaemi bersekolah di Sekolah Rakyat untuk sekolah formal pertamanya. Ia kemudian mulai belajar tentang agama dari guru agama di desanya.
Dia juga bersekolah di berbagai pesantren, termasuk di Pondok Pesantren Gunung Pari. Hudaemi menghabiskan waktu 17 tahun berpindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya untuk belajar agama.
Dia menjadi terampil dalam bahasa Arab dan sebagai hasilnya, dia tahu banyak tentang agama. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan beberapa ulama terbaik dan mendapatkan ide untuk mendirikan pesantren.
Hudaemi kemudian mendirikan Pondok Pesantren Sukamanah di Desa Cikembang pada tahun 1927 tepat setelah pulang dari ibadah haji. Selain itu pesantren digunakan untuk mendidik masyarakat tentang akidah Islam, khususnya paham Syafi'i yang dianut oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Ia juga dikenal sebagai "kiai" karena memberikan ceramah agama di berbagai kota di Tasikmalaya.