“Corak ekonomi Pancasila harus menggambarkan (tergambar dalam) fiskal, moneter, dan harus real, harus bisa menjawab tantangan mengenai penciptaan lapangan pekerjaan” kata Arif. Direktur Eksekutif Megawati Institute itu juga mengemukakan tujuan akhir dari ekonomi Pancasila yakni keadilan dan kemakmuran bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Senada dengan pendapat pemapar lainnya, Rohaniwan Frans Magniz Suseno berpendapat ekonomi Pancasila bukan suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan lima sila dalam Pancasila.
Menurut dia, penerimaan warga negara Indonesia terhadap ekonomi Pancasila harus sebanyak 85 sampai 90 persen.
“Dasar tuntutannya keadilan sosial, keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia sendiri, ekonomi dibangun harus memberikan perlawanan (terhadap) kapitalisme dan neoliberalisme, artinya di mana sebuah keadilan sosial dapat terwujud,” kata dia.