Menurutnya, sejak itu sikap elite Partai Demokrat berubah kepada BPN. Andre juga menyinggung pernyataan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. Dalam cuitannya di Twitter, Andi Arief menyebut Demokrat memiliki arah politik sendiri yang tidak disetir oleh pihak mana pun.
"Pernyataan di media mulai berubah. Coba lihat dong rekam jejaknya. (Kata elite Demokrat) bahwa kami hanya berpolitik sampai tanggal 22, bahwa berkoalisi itu bukan fusi. Kan gitu," kata dia.
BPN, kata Andre, tidak ingin mengurusi persoalan ini semata. Jika terus direspons, BPN akan merasa capek sendiri. ”Kami terserah mereka aja. Katanya koalisi tapi suka merongrong dari dalam. Capek jadinya," ucapnya.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo mengaku tidak ingin berspekulasi mengenai masa depan Demokrat di koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Apakah keluar atau bertahan, dia meminta publik untuk menunggu pernyataan resmi dari Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD). Pernyataan tersebut akan menjadi sikap resmi partai.
"Sebaiknya kita tunggu dari Majelis Tinggi PD atau minimal sekjen dalam menentukan sikap resmi partai ke depan," kata Roy Suryo saat dihubungi, Sabtu (8/6/2019).
Sejumlah elite Partai Demokrat lantas mengkritik koalisi pendukung Prabowo-Sandi belakangan ini. Selain Andi Arief sebagaimana disebutkan Andre, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean jauh-jauh hari mengaku tidak sudi lagi mendukung. Ferdinand ogah berada di barisan 02 karena pendukung kubu oposisi itu dianggap tak berperikemanusiaan.