Selanjutnya untuk penerapan ETLE pada bulan Maret 2021 sudah ada 18 Polda yang melakukan dengan jumlah titik CCTV sebanyak 255 titik. Dalam perencanaannya, Polri bakal mengadakan 12.004 kamera ETLE yang dibagi dalam beberapa tahap. Semenjak ETLE diterapkan tercatat di sembilan Polda ada 29.272 jenis pelanggaran.
"Data yang ada adanya ETLE semakin cenderung tertib lalu lintas pada titik yang tepasang ETLE ini jadi dasar dari beberapa Polda menambah daripada ETLE tersebut sehingga tentunya nanti ada beberapa yang kami tambah sehingg perluasan kaitan kegiatan penindakan yang dilakukan Polri mengurangi bersentuhan dengan masyarakat," ujar Argo.
100 hari kerja Kapolri juga tercatat ada 1.864 perkara yang diselesaikan dengan pendekatan restorative justice atau keadilan restoratif.
Terkait pendampingan program Pemerintah Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tengah Pandemi Covid-19, Polri telah melakukan 127 penindakan terkait dana bansos di seluruh Indonesia, ada 25 penindakan asuransi dan investasi, 42 penindakan bahan pokok, 36 penindakan non bahan pokok, dua penindakan perindustrian dan 15 penindakan perlindungan konsumen.
Kemudian, berkaitan dengan pengaduan online, dalam hal ini, Propam Presisi yang dilaunching tanggal 13 April, sudah ada 5.060 yang telah mendownload aplikasi. Kemudian, aduan sudah masuk ada 124 dan 39 aduan terlayani dan 85 aduan memenuhi syarat.
Kemudian di Dumas Presisi yang merupakan bentuk satu integrasi antara Propam, Bareskrim dan Itwasum, saat ini sudah ada 8.646 laporan yang masuk. Dari angka itu, 7.529 sedang diawasi, dan ada 7.459 ditindaklanjuti, 70 dalam proses. Dan dari 7.529 ada 1.117 tidak berkadar pengawasan artinya laporan kurang lengkap atau tidak penuhi syarat.
Lalu, dari sisi creative breakthrough di tingkat Mabes Polri, Polda, Polres dan Polsek sudah ada 8.238 inovasi berbagai macam yang dilakukan.
"Intinya Program 100 Hari Ini 100 persen kami kerjakan, sebagai tonggak maupun dasar dikembangkan berikutnya minimal apa yang sudah diperbuat oleh Kapolri, dijabarkan sampai tingkat bawah sudah kami tindaklanjuti," kata Argo.
Menurut Argo, masukan dari masyarakat terus dibutuhkan untuk Polri. Hal itu semata-mata untuk mewujudkan Korps Bhayangkara yang jauh lebih baik lagi ke depannya.
"Bagi kami masukan dari masyarakat sangat dibutuhkan. Sehingga nanti kami bisa membentuk sosok seperti apa yang diharapkan itu," tutur Argo.