Jam belajar yang tinggi akan tekanan juga menyebabkan beberapa anak membangkan dan memilih tidak metaati peraturan sekolah. Beberapa dari mereka mungkin bersinar di sepakbola, tetapi banyak juga anak-anak selama berjam-jam menghabiskan waktu tanpa tujuan berseliweran di kantin atau lebih buruk lagi merok*k di toilet. Bagi sebagian kecil anak-anak belajar disekolah itu mengerikan.
Pasti masyarakat sering mendengan berita bahwa banyak anak-anak sekolah yang membolos sekolah. Hal itu terjadi karena pelajar dirasa sangat membosankan dan juga sangat menekan. Tidak bisa dipungkiri, setiap anak memiliki bakat masing-masing. Tidak bisa digeneralisir mereka harus menguasai mata pelajaran yang sama. Jika dipaksakan pasti dapat melemahkan semangat. Lebih buruk lagi adalah kesenjangan antara pelajaran semakin besar. Hal ini menyebabkan anak-anak bersaing tidak sehat dan berujung berkelahi atau mengintimidasi.
Faktanya adalah bahwa sekarang sekolah menengah memberlakukan sistem full day school yang mengharuskan para siswa tinggal lebih lama di sekolah. Waktu istirahat mereka tentu berkurang. Apalagi untuk siswa yang mengikuti les tambahan diluar jam sekolah. Dan juga tugas-tugas sekolah yang wajib dikerjakan.
Secara keseluruhan anak-anak sekolah kekurangan ruang bermain dan istirahat. Pada saat yang sama, anak-anak melaporkan kurang memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman di luar sekolah. Karena kurangnya sosialisasi ini kecemasan yang meningkat dan beberapa di antaranya dibenarkan.
Hal yang dirasa cukup buruk karena anak-anak akan beralih mencari kesibukan lain yaitu bermain smartphone. Daya tarik game dan media sosial telah berkontribusi pada perubahan waktu luang mereka yang sedikit. Saat ini sudah sering dijumpai bahwa pada hari sekolah juga, beberapa anak muda telah kehilangan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain untuk bermain game, berlarian, bertukar berita.