Rosan menuturkan, dari 33 titik proyek waste to energy yang awalnya direncanakan akan dibangun, kini dipangkas menjadi 10 titik. Perubahan itu terjadi setelah analisis dan asesmen yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Lingkungan Hidup.
"Saat ini ada 10 daerah yang sudah siap. Siap dalam arti kata, siap dari sampahnya, kebutuhan sampahnya. Dimana minimum adalah 1000 ton per hari, siap dalam arti kata lahannya, dan juga siap dari kata infrastruktur lainnya, termasuk air," ucapnya.
Adapun sejumlah titik itu di antaranya, Tangerang, Bekasi, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, hingga Makassar. Proyek tersebut ditargetkan rampung dalam kurun waktu 2 tahun.