Direktur Jenderal KSDAE, Wiratno, melalui Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial, Tandya Tjahjana mengatakan, pihaknya terus berkomitmen dan kerja sama baik dengan pihak-pihak terkait.
“Saya berharap dengan pelaksanaan kegiatan SWTS kedua ini, dukungan pelestarian Harimau Sumatera dan satwa liar lainnya semakin meningkat, dan dapat disinergikan dengan kebijakan pembangunan daerah,” kata dia di Hotel Menara Peninsula, Rabu (13/3/2019).
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Indra Exploitasia menyatakan, kegiatan SWTS kedua ini penting, mengingat semakin tingginya ancaman terhadap kelestarian satwa tersebut di alamnya.
“Dengan begitu, ada data kondisi populasi dan sebaran satwa mangsa, penyakit dan genetik di seluruh kantong habitat Harimau Sumatra, sehingga dapat memetakan kesenjangan aktivitas konservasi yang dilakukan,” ujar dia.
Koordinator Pelaksana SWTS, Hariyo T. Wibisono menyatakan, SWTS 2018-2019 adalah kegiatan survei satwa liar terbesar di dunia, baik dalam hal kemitraan, sumber daya manusia yang terlibat, maupun luasan wilayah.