"Kemarin di Indramayu ramai, anak SMP belum bisa menghitung, hanya 12 +3 aja gak tahu," kata Dedi.
Dedi menjelaskan, fenomena ini banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat, termasuk Indramayu, bahkan sampai mendapat perhatian dari kepala daerah setempat. Ia mempertanyakan apakah persoalan tersebut berkaitan dengan sistem kurikulum yang ada.
"Ini salah siapa, apa salah kurikulum, seolah-olah mengejar kurikulum barat calisung ditingkalkan, padahal yang pokok dasar itu calistung," tandas dia.