Dia menuturkan, langkah tersebut dilakukan supaya TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur di hari H dan H+1 Lebaran. Selain itu, strategi itu juga bertujuan agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat, serta terhindar dari berkembangnya lalat dan vektor-vektor penyakit lainnya.
“Sampah, jika lebih dari tiga hari berdiam di TPS, sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Nah, kami ingin menghindari itu,” ujar Isnawa.
Menurut data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, berat sampah rata-rata yang dikirim ke TPST Bantargebang pada kondisi normal berkisar 7.000-8.000 ton per hari dengan 1.300 - 1.400 rit truk sampah.