Meski telah melakukan banyak upaya, kata Fadhila, PBB memiliki keterbatasan dalam menyelesaikan konflik. Terlebih Israel yang tidak mengindahkan kecaman internasional membuat konflik masih terus terjadi hingga saat ini.
Tindakan Israel tersebut pun tidak dibenarkan oleh masyarakat internasional dan dinilai sebagai bentuk kejahatan. Untuk itu, yang bisa dilakukan sekarang adalah mengupayakan kepentingan Palestina agar menjadi prioritas internasional.
“Jadi, kita tidak boleh pesimis dalam melihat konflik Israel dan Palestina ini. Harapan masih selalu ada. Indonesia juga selalu berusaha menyuarakan kepentingan Palestina di forum PBB agar lebih mengutamakan penyelesaian konflik tersebut,” ucapnya.
Adapun, penyebab konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung dikarenakan empat hal, yakni isu territorial, isu Jerussalem, isu refugees Palestina yang meminta haknya kembali ke Tanah Air dan kedua negara ingin mencapai keamanan bagi rakyatnya. Isu tersebut sulit disepakati di meja perundingan.
Apalagi, hubungan diplomasi Israel dengan negara-negara Arab juga membuat konflik Israel-Palestina tidak mendapatkan perhatian lagi dan akhirnya sulit untuk mencapai kata damai.
“Hubungan diplomasi Israel yang semakin akrab dengan negara-negara Arab, semakin membuat konflik Israel-Palestina kehilangan momentum untuk mendapatkan perhatian sehingga sulit untuk bisa diselesaikan,” kata Fadhila.