Kedua tersangka termasuk Dzulmi telah dibawa ke Medan dan ditahan selama 20 hari pertama di rumah tahanan (Rutan) Tanjung Gusta, Medan. Hal itu dilakukan karena sidang akan dilaksanakan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Medan.
"Kemarin Selasa (11/2/2020) sudah dibawa ke Medan karena nanti persidangannya akan dilaksanakan di PN Tipikor Kota Medan," ucapnya.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan 3 tersangka. Mereka adalah Kepala Dinas PUPR Kota Medan, Isa Ansyari. Isa diduga sebagai pemberi suap.
Tersangka lainnya, yakni Wali Kota Medan nonaktif, Tengku Dzulmi Eldin dan Kepala Bagian Protokoler Kota Medan, Syamsul Fitri Siregar. Keduanya diduga sebagai penerima suap.
KPK menduga Eldin menerima uang Rp580 juta dari Isa. Uang tersebut diduga untuk membayar tanggungan perjalanan Eldin dan keluarga ke Jepang kepada pihak travel sebanyak Rp800 juta.
Atas perbuatannya, Eldin disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.