Meski angkanya jauh lebih rendah, namun China mematok bunga 2,0 persen, sementara Jepang hanya 0,1 persen.
"Dengan bunga per tahun 0,1 persen dan China 2,0 atau 2 persen. Kalau kita bicara 20 kali lipat. China lebih mahal. Artinya dalam 4,65 juta dolar AS setahun. China 20 kali lipat yaitu 82,5 juta dolar AS. Bunga dalam 10 tahun 46 juta (dolar AS) untuk Jepang dan 825 juta (dolar AS) untuk China," kata dia.
Dia menyampaikan, jika komponen bunga yang sangat besar ini karena 75 persen pembiayaan harusnya dihitung sebagai biaya proyek. Karena dimana pun, dalam evaluasi proyek, karena bunga harus dibayar.
"Karena bunga harus dibayar dan kita fix bunga dibayar 10 tahun tetap. Karena kita grace period. Tidak bayar cicilan. Jadi mudah sekali untuk dihitung. Jadi kalau kita bilang biaya proyek plus bunga 10 tahun. Maka Jepang (lebih murah)," ujar Anthony.