Ekonom Ungkap Skema Biaya Kereta Cepat dari Jepang Lebih Murah Ketimbang China

Danandaya Arya Putra
Pengamat Ekonomi, Anthony Budiawan di program Rakyat Bersuara, Selasa (21/10/2025). (Foto: Tangkapan Layar)

Meski angkanya jauh lebih rendah, namun China mematok bunga 2,0 persen, sementara Jepang hanya 0,1 persen. 

"Dengan bunga per tahun 0,1 persen dan China 2,0 atau 2 persen. Kalau kita bicara 20 kali lipat. China lebih mahal. Artinya dalam 4,65 juta dolar AS setahun. China 20 kali lipat yaitu 82,5 juta dolar AS. Bunga dalam 10 tahun 46 juta (dolar AS) untuk Jepang dan 825 juta (dolar AS) untuk China," kata dia.

Dia menyampaikan, jika komponen bunga yang sangat besar ini karena 75 persen pembiayaan harusnya dihitung sebagai biaya proyek. Karena dimana pun, dalam evaluasi proyek, karena bunga harus dibayar.

"Karena bunga harus dibayar dan kita fix bunga dibayar 10 tahun tetap. Karena kita grace period. Tidak bayar cicilan. Jadi mudah sekali untuk dihitung. Jadi kalau kita bilang biaya proyek plus bunga 10 tahun. Maka Jepang (lebih murah)," ujar Anthony.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Nasional
2 bulan lalu

Kereta Cepat Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Analis Politik UNJ: Ada Tanda-Tanda Korupsi

Nasional
2 bulan lalu

Rampai Nusantara: Proyek Kereta Cepat Whoosh Bukan untuk Cari Untung

Shorts
2 bulan lalu

Utang Whoosh Belum Lunas, AHY Jangan Hambat Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Kuliner
23 jam lalu

Matcha Bukan Sekadar Minuman, Ternyata Simbol Perdamaian

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal