Ekonom Ungkap Skema Biaya Kereta Cepat dari Jepang Lebih Murah Ketimbang China

Danandaya Arya Putra
Pengamat Ekonomi, Anthony Budiawan di program Rakyat Bersuara, Selasa (21/10/2025). (Foto: Tangkapan Layar)

JAKARTA, iNews.id - Pengamat Ekonomi, Anthony Budiawan mengungkapkan bahwa skema pembiayaan proyek kereta cepat dari Jepang ternyata lebih murah ketimbang China. Diketahui, proyek kereta cepat di Indonesia semula direncanakan bekerja sama dengan Jepang, namun akhirnya beralih ke China. 

Dalam program Rakyat Bersuara bertajuk 'Ada Korupsi Triliunan di Kereta Cepat?', yang disiarkan di iNews, Selasa (21/10/2024), Anthony awalnya menegaskan jika proyek Kereta Cepat Whoosh sudah bermasalah secara keuangan. 

"Karena apa? Kalau dia tidak bermasalah maka ini bisa dibiayai oleh KCIC," ucap Anthony.

Dalam paparannya di layar, Anthony menerangkan skema pembiayaan yang diajukan Jepang menawarkan nilai investasi 6,2 miliar dolar AS. Sedangkan, China lebih rendah senilai 5,5 miliar dolar AS hingga kemudian terpilih.

"Jepang menawarkan 6,2 miliar dolar AS. Kemudian China menawarkan 5,5 miliar dolar AS. Nah, di situ katanya dipilih. Tapi kita lihat pembiayaan adalah 75 persen. Dua-duanya mengatakan 75 persen," tuturnya.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Nasional
10 jam lalu

Kereta Cepat Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Analis Politik UNJ: Ada Tanda-Tanda Korupsi

Nasional
11 jam lalu

Rampai Nusantara: Proyek Kereta Cepat Whoosh Bukan untuk Cari Untung

Shorts
14 jam lalu

Utang Whoosh Belum Lunas, AHY Jangan Hambat Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Nasional
8 jam lalu

Polemik Dugaan Korupsi Whoosh, Said Didu Ungkap Pihak-Pihak yang Bisa Diperiksa KPK

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal